Rabu, 11 April 2012

Mandor dan pekerja

Tuhan menciptkan makhluk yang bernama manusia. Meskipun dari namanya sama yaitu manusia, akan tetapi sangat banyak sekali perbedaan antar manusia tersebut. Dalam kehidupan dari zaman nabi adam sampai sekarang, sifat manusia selalu berubah, dan lebih berubah pada hal yang kurang baik, mungkin disebabkan karena kemajuan dan kepinteran manusia, sehingga merasa bisa menguasai segalanya. Diluar hal itu manusia menjadi makhluk sosial yang harus berhubungan dengan orang lain. Tetapi ada jenis manusia yang dapat bekerja tapi tidak dapat bekerjasama, atau malah sebaliknya tidak dapat bekerja sendiri, tapi dapat bekerjasama. Yang paling buruknya adalah tidak dapat bekerja dan tidak dapat pula bekerjasama. Harus hati-hati dalam menyikapi hal tersebut. Dalam beberapa kasus, ternyata orang yang tidak dapat bekerja dan bekerjasama sebagian besar adalah memiliki hubungan khusus dengan penguasa, atau secara emosional lebih dekat daripada hubungan secara struktural. Sebagai contoh misalnya seorang mandor bangunan. seorang mandor akan lebih memperhatikan dan mementingkan pekerja yang lebih dekat atau akrab secara kekeluargaan daripada pekerja diluar keluarga mereka. Sehingga mandor akan lebih mementingkan keluarga besarnya yang tidak memiliki pekerjaan daripada orang lain, meskipun dari keluarga mandor tersebut tidak memiliki kemampuan dalam hal pertukangan dan bangunan. Ini yang saya amati selama beberapa bulan dalam sebuah proyek bangunan. Dan biasanya pak mandor akan lebih sering menyuruh orang lain yang bukan dari keluarga mereka untuk mengerjakan hal - hal yang berat dan kasar, Semisal menggali penampungan kotoran (septiktank), gali gorong - gorong, bobok beton, meskipun belum tentu orang tersebut memilki keahlian dalam menggali, dan sebaliknya orang tersebut mungkin memilki kemampuan yang lain yang melebihi kemampuan dari pekerja yang berasal dari keluarga mandor tersebut. Secara sosial sangat merugikan, sudah terjadi monopoli dalam hal ini. Tetapi inilah realita yang ada, mau kemana mengadu bagi yang dirugikan dan diperlakukan tidak adil. Sebaliknya bila dari lingkaran keluarga mandor tersebut hanya diberikan pekerjaan yang ringan dengan upah besar, semisal kenek tukang, gudang, meskipun belum tentu orang tersebut menguasainya. Nampaknya inilah yang berlaku dan sesuai dengan pepatah jawa "rojo ora bakal ngejarke keluargane dadi kere"(raja tidak mungkin membiarkan keluarganya jadi gembel).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar